Jumaat, 29 April 2011

Lakonan Kehidupan

Rona kehidupan pedih sungguh
aku berlari mengejar bayang-bayang
teraba-raba dalam gelap dan bertanya
mana bayang-bayang hidupku?

Siang tadi bayang-bayang datang bersama mentari
mengekori langkahku ke segenap pencarian hidup
semakin lama bayang-bayang berselindung di balik wajah
kepura-puraan rupanya
aku tidak berpijak di bumi nyata
melakonkan watak badut yang menangis kesiangan
di wajah terpalit warna sendu
di hati menangis pilu

Lakonan sudah berakhir
aku kembali ke bumi nyata
menampar pipiku terasa sakit
benar aku tidak mimpi
berjalan di alam khayal
biar aku penat
menyapu air mata sayu
piala kemenangan tak pernah kurangkul
layar hidup sudah kututup
menanti ceritera baru
dipentas semula
di atas dinding kepalsuan
Tiss, Batu Pahat

Selasa, 5 April 2011

Seorang perempuan tua

Seorang perempuan tua duduk di muka pintu
melurut rambut usianya yang semakin senja
menunggu muara pencipta yang bakal kunjung tiba
hatinya sendu melara minta ditemani

Seorang perempuan tua menyikat usia tuanya
bersama mimpi indah semalam yang berlalu
belum tentu dapat menyingkap sejarah silam
mengimbau pahit maung kehidupan fana

Seorang perempun tua mengurut letih kaki kedutnya
menampakkah jaringan gigi condong belum masa menyembah bumi
melemparkan senyum hambar ke ruang bisu
dalam wajah perempuan tua ada makna yang tersirat
yang perlu diungkapkan menjelang pengakhir usia


Tiss - Remy

Jumaat, 1 April 2011

Latihan Puisi Tradisional Tingkatan 5

PUISI TRADISONAL

Md. Ali Bachik (ILADAM) (Penyelenggara

PANTUN ENAM KERAT

Putik kelapa menjadim muda,

Kelapa muda jadi kemirau,

Sudah kemirau menjadi kotai;

Hati luka pura tiada,

Rasa pedih buat tak hirau,

Ibarat kaca jatuh ke lantai.

Ambil galah jolok kedondong,

Galah pendek buluh sumpitan,

Buluh bersisip tali jerami;

Bukan salah ibu mengandung,

Sudah takdir sudah suratan,

Sudah nasib jadi begini.


Sarat bermuat ikan cencaru,

Gelama tidak berumpan lagi,

Kail tersangkut di tepi batang;

Sudah dapat orang yang baru,

Yang lama tidak berkenan lagi,

Ibarat melukut di tepi gantang.

Khazanah Puisi Klasik Melayu, 2003

ILADAM dan Perbadanan Muzium Melaka (PERZIM)

Soalan pemahaman

(i) Berikan maksud ibarat melukt di tepi gantang [2 markah]

(ii) Mengapakah kita tidak boleh melupakan jasa kawan lama walaupun kita tidak lagi berkawan dengan mereka? [3 markah]

(iii) Huraikan dua pengajaran yang terdapat dalam pantun tersebut.

[4 markah]


Malam

Dingin membisu
bersama bisikan syahdu
sendu mengiringi aku
meniti perjalanan kembara sendu

desiran semilir angin malam
membawa renungan jauh
di sebalik kabut kelmarin
melintasi ruang waktu yang cepat berlalu
memaku aku ke dalam diriku

erti malam sungguh dalam
bagi aku yang masih perlu menghitung hari-hari usiaku
menunggu malam-malam datang
menguliti aku dengan seribu janji penyesalan

Tiss
1 April 2011